paypermails.com
richgoptr.com
workmails.org

Minggu, 04 Januari 2009

Abu Ishaq Sa'ad bin Abi Waqqash

Namanya adalah Malik bin Wahib bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah. Sedangkan ibundanya adalah Hamnah. Dia memeluk agama Islam ketika berusia 17 tahun. Dalam hal ini Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku adalah orang ketiga yang memeluk agama Islam. Aku adalah orang pertama yang membidikkan anak panah pada perang fi sabilillah.”

Dia selalu ikut serta dalam beberapa peperangan yang dihadiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia juga telah dipercaya untuk memimpin beberapa kawasan Islam pada pemerintahan Umar dan Utsman. Bahkan, dia juga termasuk anggota Ashhabu-sy-Syuuraa.

Ciri-ciri Fisik Sa'ad bin Abi Waqqash

Dia adalah lelaki yang berpostur tubuh pendek, keras, dan memiliki tekad yang kuat. Jari-jemarinya tebal, warna kulitnya sawo matang, tidak berhidung mancung, tubuhnya berbulu, dan rambutnya berwarna hitam.

Puta-putri Sa'ad bin Abi Waqqash

Diantara putranya ada yang bernama Ishaq Al Akbar. Dengan nama anaknya inilah dia mendapat kuniyah “Abu Ishaq”. Ishaq Al Akbar memiliki saudari kandung bernama Ummul Hakam Al Kubra. Keduanya berasal dari istrinya yang tidak lain putri Syihab bin Abdillah.

Anaknya yang lain bernama Umar yang telah dibunuh oleh Al Mukhtar, Muhammad yang telah dibunuh Al Hajjaj pada waktu hari Dairul Jamaajim, Hafshah, Ummul Qasim, dan Kultsum. Kelima anaknya ini merupakan buah hatinya bersama Muawiyah binti Qais bin Ma'di Karib.

Putranya yang lain adalah Amir, Ishaq Al Ashgar, Ismail, dan Imran yang berasal dari istrinya yang bernama Ummu Amir binti Amru. Ibrahim, Musa, Ummul Hakam Ash-Shugra, Ummu Amru, Hindun, Ummu Zubair, dan Ummu Musa berasal dari istrinya yang bernama Zubaidah.

Perkawinannya dengan Salma hanya menghasilkan seorang putra yang bernama Abdullah. Begitu juga perkawinannya dengan Khaulah bin Amru, hanya menurunkan seorang anak yang dia beri nama Mush'ab. Abdullah Al Ashgar, Bujair yang bernama asli Abdurrahman, dan Hamidah berasal dari istrinya yang bernama Ummu Hilal bini Rabi' bin Muri. Umair Al Akbar dan Hamnah merupakan anaknya dari Ummu Hakim binti Qarizh. Umair Al Ashgar, Amru, Imran, Ummu Amru, Ummu Ayyub, dan Ummu Ishaq berasal dari istrinya yang bernama Salma binti Hafshah.

Shalih adalah satu-satunya anak yang dia peroleh dari Zhabyah binti Amir. Utsman dan Ramlah adalah buah hatinya bersama Ummu Hujair. Sedangkan Umrah, seorang putri yang tuna netra dia peroleh dari istrinya yang merupakan wanita tawanan Arab. Sa'ad bin Abi Waqqash juga memiliki seorang putri yang bernama Aisyah.

Perjalanan Hidup Sa'ad bin Abi Waqqash

Dari Sa'id bin Al Musayyib, dia berkata, “Sa'ad radhiyallahu 'anhu pernah berkata, 'Tidak ada seorangpun yang memeluk agama Islam pada hari aku menyatakan diri sebagai seoarnag muslim. Aku telah tinggal selama 7 hari, dan sesungguhnya aku adalah satu dari tiga orang yang menyatakan masuk Islam,.”1)

Dari Ali radhiyallahu 'anhu, dia berkata, ” aku tidak pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menebus seseorang dengan menggunakan kedua orang tuanya kecuali hanya Sa'ad bin Malik. Sesungguhnya aku telah mendengar beliau bersabda kepada Sa'ad pada waktu perang Uhud, 'Ayah dan ibuku yang menjadi tebusanmu'.”(HR. Bukhari-Muslim dalam kitab Shahihain)

Dari Hasyim bin Hasyim Az-Zuhri, dia berkata, ” Aku telah mendengar Sa'id bin Al Musayyib, berkata: Aku telah mendengar Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu berkata, “Pada waktu perang Uhud, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan anak panahnya untukku. Beliau bersabda, 'Lemparlah! Ayah dan Ibuku menjadi tebusan bagimu'.”2)

Dari Qais, dia berkata: Aku telah mendengar Sa'ad bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, “Sesungguhnya aku adalah orang Arab yang pertama kali membidikkan anak panah dalam kancah perang fi sabilillah. Sesungguhnya kami telah berperang bersama-sama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu kami tidak memiliki makanan yang bisa kami makan kecuali hanya daun hublah dan daun samur, sampai-sampai salah seorang dari kami buang air besar seperti buang airnya kambing, yakni kering. Maka, orang-orang Bani Asad menghinaku karena telah memeluk Islam.”3)

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu, dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau telah mengusap kedua khuf-nya. Lalu Abdullah bin Umar kepada Umar mengenai hal itu. Maka Umar pun menjawab, “Benar. Apabila Sa'ad telah memberitahu kamu tentang berita yang berasal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka janganlah kamu bertanya lagi kepada orang selain dia mengenai hal tersebut.”

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Sa'ad datang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau bersabda, 'Ini adalah pamanku dari jalur ibu. Maka, hendaklah seseorang memberitahukan kepadaku tentang pamannya yang berasal dari jalur ibu'.”

Dari Qais bin Abi Hazim, dari Sa'ad radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa untukku, 'Ya Allah, jitukanlah bidikan anak panahnya dan kabulkanlah do'anya'.”

Dari Yahya bin Abdurrahman bin Labibah, dari kakeknya, dia berkata, “Sa'ad radhiyallahu 'anhu memanjatkan do'a sebagai berikut, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memiliki beberapa orang anak yang masih kecil. Oleh karena itu, akhirkanlah ajalku sampai mereka semua mencapai usia akil baligh'. Ternyata, Allah mengakhirkan ajalnya sampai 20 tahunan (setelah do'a itu dipanjatkan).”

Wafatnya Sa'ad bin Abi Waqqash

Sa'ad meniggal dunia di dalam rumahnya yang berada di kawasan 'Aqiq, sekitar 10 mil dari kota Madinah. Jenazahnya dibopong beberapa lelaki menuju madinah. Marwan bin Al Hakam ikut menshalati jenazahnya. Marwan sendiri ketika itu menjabat sebagai kepala pemerintahan kota Madinah. Setelah itu, yang menshalati jenazahnya adalah para istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka shalat di dalam kamarnya masing-masing.

Jenazah Sa'ad dikebumikan di komplek pemakaman Baqi'. Dia telah berwasiat agar dikafani dengan jubah dari bulu domba miliknya. Jubah itulah yang dia pergunakan untuk menghadapi kaum musyrik ketika perang Badar. Maka jenazahnya dikafani dengan jubah bulu domba tersebut. Dia meninggal dunia pada tahun 55 H, namun ada juga yang mengatakan pada tahun 50 H. Usia Sa'ad bin Abi Waqqash ketika meninggal dunia adalah 70 tahun lebih. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa usianya ketika meninggal mencapai 82 tahun.

1) Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari (3858, 3726, dan 3727).
2) Bukhari juga telah meriwayatkan dari Sa'ad radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjadikan kedua orang tuanya sebagai tebusan bagiku pada waktu perang Uhud.”
3) Hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari (3728, 5412 dan 6453

Tidak ada komentar:

Posting Komentar