paypermails.com
richgoptr.com
workmails.org

Minggu, 04 Januari 2009

Abul Hasan Ali bin Abi Thalib

Nama Abu thalib yang sebenarnya adalah Abdu Manaf bin Abdul Muthalib. Sedangkan ibu Ali bin Abi Thalib adalah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf. Wanita itu telah memeluk agama Islam dan bahkan juga ikut berhijrah. Ali bin Abi Thalib memiliki nama kuniyah “Abul Hasan” dan “Abu Turab”. Dia memeluk agama Islam sejak usia 7 tahun. Namun ada juga yang mengatakan Ali masuk Islam pada usia 9 tahun. Pendapat lain mengatakan bahwa ia masuk Islam pada usia 10 tahun, bahkan ada juga yang mengatakan pada usia 15 tahun. Dia senantiasa hadir dalam setiap peperangan dan tidak pernah tertinggal kecuali hanya pada perang Tabuk, karena pada waktu itu Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam menyuruhnya untuk menjadi pengganti beliau menjaga keluarganya. Ali merupakan seorang yang sangat dalam ilmu pengetahuannya.

Ciri Fisik Ali bin Abi Thalib

Belaiu memiliki kulit berwarna sawo matang, bola mata beliau besar dan berwarna kemerah-merahan,1) berperut besar dan berkepala botak. Berperawakan pendek dan berjanggut lebat. Dada dan kedua pundak beliau padat dan putih, beliau memiliki bulu dada dan bahu yang lebat, berwajah tampan dan memiliki gigi yang bagus, ringan langkah saat berjalan.2)

Putra-putri Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib memilki 14 putra dan 19 putri. Mereka itu adalah Hasan, Husein, Zainab Al Kubra, dan Ummu Kultsum Al Kubra yang berasal dari istrinya yang bernama Fathimah binti Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam; Muhammad al Akbar, yang sering disebut juga dengan sebutan Ibnu Al Hanafiyah, yang berasal dari istrinya yang bernama khaulah binti Ja'far; Ubaidillah yang di bunuh oleh Al Khuthar, dan Abu Bakar yang terbunuh bersama-sama dengan Husein yang berasal dari istrinya yang bernama Laila binti Mas'ud; Al Abbas Al Akbar, Utsman, Ja'far, dan Abdullah yang semuanya terbunuh bersama-sama Husein, yang berasal dari istrinya yang bernama Ummul Banin binti Hizam bin Khalid; Muhammad al Ashgar yang terbunuh bersama-sama Husain, yang berasal dari istrinya yang merupakan Ummul Wallad ;Muhammad Al Ausath, yang berasal dari istrinya yang bernama Umamah binti Abil Ash; Ummul Hasan dan Ramlah Al Kubra, yang berasal dari istrinya yang bernama Ummu Sa'id binti Urwah; Ummu Hani', Maimunah, Zainab Ash-Shugra, Ramalah Ash-Shugra, Ummu Kultsum Ash-Shugra, Fatimah, Umamah, Khadijah, Ummul Kiram, Ummu Ja'far, Jumanah, Nafisah, dan seorang anak perempuan yang tidak disebutkan namanya. Anak perempuan yang satu ini sudah meninggal sejak masih kecil. Mereka ini putra-putri Ali bin Abi Thalib yang kami ketahui.

Ali menaiki Pundak Rasulullah

Dari Abu Maryam, dari Ali Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Aku pernah pergi bersama dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sampai akhirnya tiba di Ka'bah. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku, 'Duduklah kamu!' Rasulullah menaiki pundakku. Maka, aku bangkit menyangga tubuh beliau. Namun Rasulullah melihat aku tidak kuat menanggung beban tubuhnya, maka beliau turun dan ganti (beliau yang duduk) untuk aku naiki. Beliau bersabda kepadaku, 'Naiklah kamu ke pundakku!' Maka, akupun menaiki kedua pundak beliau. Rasulullah bangkit dengan menggendong aku. Sesungguhnya terlintas dibenakku, seandainya aku mau, pasti aku mampu meraih kaki langit. Aku akhirnya bisa naik keatas Ka'bah. Ternyata, diatasnya ada sejenis patung kuning atau terbuat dari tembaga. Maka aku berusaha meraihnya dari arah kanan, kiri, depan dan belakangnya. Sampai akhirnya aku berhasil meraih patung itu. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku, 'Buanglah patung itu!'Aku pun membuang patung itu sampai akhirnya benda itu pecah, sebagiamana kaca yang pecah. Kemudian aku turun kemudian (pulang) bersama-sama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kami berlomba untuk segera bersembunyi di dalam rumah, karena khawatir ada seseorang yang memergoki kami.”(HR. Ahmad)3)

Allah dan Rasulullah Cinta kepada Ali

Dari Sahal bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam pernah berkata pada waktu perang Khaibar, “Besok pasti aku akan meemberikan panji ini kepada seorang laki-laki yang akan diberikan kemenangan oleh Allah. Dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, begitu juga sebaliknya, dia dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.” Lalu pada malam harinya orang-orang saling berbicara satu sama lain tentang siapa diantara mereka yang dipercaya Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam membawa panji peperangan. Pada keesokan harinya orang-orang berdatangan kepada Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam. Mereka semua berharap akan diberi panji tersebut. Maka Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam bersabda, “Dimanakah Ali bin Thalib?”

Maka dikatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam, dia mengeluhkan matanya yang sedang sakit. “Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam bersabda, “Suruhlah dia untuk datang!” Maka Ali pun dijemput, kemudian Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam meludahi kedua matanya. Beliau mendoakan agar mata Ali sembuh dari sakitnya. Ternyata sakit mata yang diderita Ali benar-benar sembuh bahkan seperti tidak mengalami sakit seperti sebelumnya. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam menyerahkan panji perang kepadanya. Maka Ali Radhiyallahu 'anhu berkata, “Wahai Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam aku akan memerangi mereka sampai mereka berstatus seperti kita.”

Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam bersabda, “Laksanakan (tekadmu) itu dengan dengan pelan-pelan sampai kamu singgah dikampung halaman mereka. Lalu ajaklah mereka untuk memeluk agama Islam. Kabarkan juga kepada mereka tentang hak-hak Allah yang wajib mereka tunaikan. Demi Allah, Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui dirimu, maka hal itu akan lebih berharga bagimu dibandingkan dengan kamu memiliki unta merah (yang dianggap harta paling berharga di kalangan orang Arab).”(HR.Imam Ahmad dan Bukhari-Muslim dalam kitab Shahihain dari riwayat Qutaibah)4)

Nabi Menganggap Ali sebagai Saudaranya

Dari Sa'id bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'anhu, dia berkata : Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam telah menyuruh Ali bin Abi Thalib agar tidak ikut serta dalam perang Tabuk untuk mewakili Beliau mengurus keluarganya. Maka Ali berkata. “Wahai Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam, apakah Anda akan membiarkanku bersama-sama dengan para wanita dan anak-anak?” Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda, :Apakah kamu tidak ridha kalau posisimu disisiku sama dengan posisi Harun disisi Musa? Hanya saja memang tidak ada seorang nabi lagi setelah aku.: (HR. Bukhari-Muslim dalam kitab Shahihain) 5)

Sisi Kehidupan Ali bin Abi Thalib

Dari Zadzan, dia berkata: Ketika berada di tanah lapang, aku melihat Ali mencari orang-orang yang mau menjadi saksi baginya dengan berkata sebagai berikut, “Barang siapa ikut hadir bersama Rasulullah pada hari Ghadir Khumm, sebenarnya beliau telah menyabdakan sesuatu. “Lalu ada 13 orang berdiri untuk menyatakan persaksiannya bahwa mereka telah mendengar Rasulullah bersabda,”Barangsiapa menjadikan aku sebagai tuannya, maka Ali juga menjadi tuan baginya.”(HR. Imam Ahmad)6)

Dari Hubairah, dia berkata: Al Hasan bin Ali pernah berkhutbah dihadapan kita. Dia berkata, “Kemarin ada seorang laki-laki yang meninggalkan kalian untuk selama-lamanya. Belum ada seorangpun sebelum dia yang memilki ilmu lebih tinggi darinya. Bahkan, generasi setelahnya juga tidak akan ada yang memilki ilmu lebih banyak darinya. Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam telah mempercayakan dia membawa panji perang. Ketika itu dia dikawal oleh Jibril disebelah kanan dan Mikail disebelah kiri. Dia tidak berpaling sampai kemenangan berada dipihaknya.”(HR. Ahmad)7)

Dari Sa'id bin Al Musayyib, dia berkata, ”Umar memohon perlindungan kepada Allah dari urusan yang sangat rumit yang tidak ada kehadiran Abul Hasan (Ali bin Abi Thalib) untuk memecahkannya.”

Sifat Zuhud Ali bin Abi Thalib

Dari Ali bin Rabi'ah, dari Ali bin Abi Thalib, dia berkata bahwa dia pernah didatangi oleh Ibnu Tayyah. Lalu Ibnu Tayyah berkata, “Wahai Amirul Mukminin, Baitul Mal terisi penuh dengan logam emas dan perak.” Maka Ali berkata, Allahu Akbar.” Kemudian dia berdiri sambil bersandar pada Ibnu Tayyah, sampai akhirnya mendatangi Baitul Mal. Lalu Ali berkata, “ini merupakan panenku dan harta yang paling bagus ada didalamnya. Namun setiap tangan orang yang memetik tidak boleh mengambil harta tersebut. Wahai Ibnu Tayyah, panggilkan untukku orang-orang Kuffah yang sudah lanjut usia!” Maka keinginan Ali tersebut diumumkan kepada khalayak. Lalu dia membagikan semua harta yang ada di Baitul Mal sambil berkata, “Wahai logam emas dan perak, perdayailah orang selain aku.” sampai akhirnya dia membagikan semua logam dinar dan dirham. Setelah itu, Ali meminta dibawakan air wudhu untuk mengerjakan shalat sebanyak dua rakaat. (HR.Ahmad)8)

Dari Amru bin Qais bahwa Ali Radhiyallahu 'anhu pernah dilihat sedang memakai kain sarung yang ada tambalannya. Dia dihina karena mengenakan pakai seperti itu. Maka Ali berkata, “Orang yang beriman akan mengikuti aku dan hatinya akan merasa khusyu.”9)

Dari Abu An-Nuwwar, dia berkata, “Aku telah melihat Ali membeli dua potong pakaian yang kasar.”10)

Dari Fudhail bin Saalim, dari ayahnya, bahwa Ali telah membeli sepotong pakaian. Kemudian dia berkata, “Potonglah baju ini untukku! Dari bagian sini hingga bagian ujung jari.” Di dalam sebuah riwayat disebutkan Ali memakai pakaian itu terlebih dahulu. Ternyata, bagian lengannya melebihi ujung-ujung jarinya, maka dia memerintahkan agar bagian yang lebih dari ujung jarinya dipotong.11)

Dari Ali bin Al Aqmar, dari ayahnya, dia berkata: Aku telah melihat Ali Radhiyallahu 'anhu menjual sebilah pedang di pasar. Dia berkata, “Siapa yang mau membeli pedang ini dariku? Demi Dzat Yang Menciptakan benih tumbuhan, pedang ini sudah lama aku pergunakan untuk menghilangkan rasa gundah dari wajah Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam. Seandainya aku memilki uang yang cukup untuk membeli sarung, pasti aku tidak akan menjualnya.”12)

1) Asykalal Ainain yakni berbola mata kemerah-merahan. Silakan lihat lisanul Arab materi Syakala,11/35
2) Silakan lihat penjelasan tentang sifat jasmani beliau dalam kitab ath-Thabaqatul Kubra karangan Ibnu Sa'ad, 3/25 dan 27, dan Tarikh ath-Thabari,5/153.
3) Kualitas sanad hadits ini shahih dan diriwayatkan oleh Ahmad (I/84).
4) Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari (3701) dan Muslim (Fadha'ilush -Shahabah/33) pada bab “Fadha'ilu Ali bin Abi Thalib”. Diriwayatkan juga oleh Ahmad (I/99).
5) Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari (3706) dan Muslim (Fadha'ilush -Shahabah/32) pada bab “Min Fadha'ilu Ali bin Abi Thalib”. Diriwayatkan juga oleh Ahmad (I/99).
6) Hadits ini berkualitas Shahih dan diriwayatkan oleh Ahmad (I/84). Diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Ashim (1372) dari jalur Abdul Hakim Al Kindi, dari Zadzan. Al Haitsami berkata di dalam Al Majma', “Ahmad juga meriwayatkan hadits ini. Namun didalam rangkaian sanadnya ada orang yang tidak aku kenal”
7) Hadits ini berkualitas shahih dan diriwayatkan oleh Ahmad di dalam kitab Musnad-nya(I/99).
8) Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad didalam kitab Az-Zuhd.
9) , 12) Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad didalam kitab Az-Zuhd (hal. 125).
10) Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad didalam kitab Az-Zuhd (hal. 127).
11) Menrutku (Ibnul Jauzi -www.sohabat.org), ini merupakan bentuk pembaruan zuhud yang sangat dalam dan mengagumkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar