paypermails.com
richgoptr.com
workmails.org

Sabtu, 03 Januari 2009

Hamoud Al-Oqla Al-Syaibiy

Nasab Anda?

Saya adalah Abu Abdillah Hamoud ibn Abdullah ibn Oqla ibn Muhammad ibn Ali ibn Oqla Al-Sya’ibiy Al-Khalidiy Dari Keluarga Janaah dari Qabilah Bani Khalid, kakek kami yang ke lima dahulu pindah dari Manthiqah Syarqiyah (Saudi Arabia-Wilayah Timur) ke Syaqrah, terakhir pindah dan menetap di Qashim. Sedangkan kakaknya pindah dan menetap di Jauf. Dan Oqla adalah yang berasal dari Jauf.

Kelahiran dan Masa Pendidikan Awal Anda?

1. Saya lahir di daerah Syuqqah, Buraidah bagian utara tahun 1346 H (1925 M).

2. Dan ketika aku berusia 6 tahun, orang tuaku mengajariku menulis. Maka, aku pun belajar membaca dan menulis serta berhitung hingga aku benar-benar menguasainya. Berikutnya, aku belajar membaca Al-Qur’an.

3. Dan ketika usiaku 7 tahun, aku menjadi buta karena penyakit yang saat itu menimpa banyak wilayah di Saudi Arabia, yaitu tahun 1352 H (1931 M). Sejak itu, aku disuruh orang tuaku untuk belajar menghafal Al-Qur’an. Dan orang tuakulah yang pertama mengajariku menghafal Al-Qur’an sebelum kepergianku untuk belajar menulis.

4. Beberapa saat kemudian aku belajar menghafal Al-Qur’an melalui Syaikh Abdullah ibn Mubarak Al-Umariy. Aku akhirnya sudah bisa hafal Al-Qur’an 30 Juz pada usia 13 tahun, yaitu tahun 1359 H (1938 M). Dan aku benar-benar menghafalnya dengan kesempurnan tajwid dan dhabith pada usia 15 tahun, tahun 1361H/1940M. Dan orang tuakulah yang berperan besar dalam perkembangan dan pendidikanku, beliau sangat ingin agar aku menjadi penuntut ilmu agama. Setelah hafal Al-Qur’an, aku membantu ayahku dalam merawat kebun, semaksimal yang aku mampu kerjakan.

5. Kemudian, aku pergi ke Riyadh untuk menruskan pendidikan, yaitu tahun 1367H (1946M) atas saran ayahku. Maka, mulailah aku belajar secara talaqqiy dari Syaikh Abdullathif ibn Ibrahim Al-Syaikh. Melalui beliau aku belajar Al-Ajurumiyah (Grammar), Ushul Tsalatsah, ilmu waris, dan qawaid arba’ hingga aku benar-benar telah menghafal semuanya.

6. Kemudian, talaqqiy kepada Syaikh Muhammad ibn Ibrahim Al-Syaikh (Mufti Kerajaan Saudi saat itu), tahun 1368 H/1947M. Dengan beliau aku belajar kitab Zaad Al-Mustaqni’, Kitab Tauhid, Kasyf Syubuhat, Aqidah Wasithiyah, Arbain Nawawiy, Alfiyah Ibnu malik, Bulughul Maram, dan kitab-kitab lainnya seperti Aqidah Thahawiyah, Al-Durrah Al-Mudhi’ah karya Al-Safarainiy, Al-Hamawiyah karya Ibn Taimiyah. Semua kitab-kitab itu aku baca sendiri di hadapan Syaikh Ibrahim dan beliau menerangkannya kepadaku. Aktivitas ini terus aku lakukan hingga dibukanya Ma’had Al-Ilmiy tahun 1371H/1950, dan inilah ma’had yang pertama kali dibuka di Kerajaan Saudi Arabia. Semua kitab tersebut di atas aku sudah menghafalnya dengan baik sebagaimana aku hafal surat Al-Fatihah.

7. Masuk Ma’had Ilmy Riyadh sebagai mahasiswa angkatan pertama tahun 1371H/1950M.

Pengaruh Orang Tua Kepada Pendidikan Anda?

Orang tuaku hanyalah orang biasa, beliau selalu membaca Al-Qur’an, walaupun tidak hafal semuanya; beliau sangat bersemangat agar aku kelak menjadi orang yang berilmu, apalagi sejak aku buta beliau tambah semangat agar aku hafal Al-Qur’an, hingga aku diminta untuk bisa hafal 1 juz per hari sebelum aku pergi belajar menulis. Kemudian, beliau mengirimku ke Riyadh untuk meneruskan pendidikan.

Guru-guru Anda dalam pelajaran menulis?

Adalah Syaikh Abdullah ibn Mubarak Al-Umariy, beliau mengajar pelajaran menulis dengan lillahi ta’alaa, tidak menarik biaya sepeser pun dari murid-murid beliau, dan kadang-kadang beliau juga dibantu anak-anaknya.

Bagaimana Metode Pengajaran Al-Umary?

Diawali dengan pelajaran huruf Hijaiyah, kemudian pengenalan harakat (fathah, dhammah, dan lain-lain). Kemudian mengenal tanwin, dan seterusnya. Setelah selesai, maka diadakan ujian. Kemudian berpindah ke pelajaran membaca Al-Qur’an dan menghafal. Khusus menghafal hanya untuk murid yang buta saja. Pelajaran diawali dari Juz Amma, jika selesai, maka baru belajar Al-Qur’an dari awal hingga akhir.

Kawan-Kawan Anda Ketika Belajar Menulis?

Kawan-kawan saya adalah Dhahiyyan ibn Abdil Aziz, beliau dari qabilah Uthaibah, Beliau adalah salah seorang murid yang terbaik, hingga akhirnya pun beliau menjadi salah seorang ulama terkemuka.

Apakah Anda Masih Hafal Kitab-Kitab?

Alhamdulillah, aku masih hafal kitab-kitab secara sempurna sebagaimana aku hafal Al-Fatihah. Akan tetapi, setelah aku belajar di Ma’had Al-Ilmiy di Riyadh, dan ada dosen-dosen dari luar negeri, mereka menyalahkan metode belajar kami tersebut. Mereka mengatakan bahwa metode hafalan tidak cocok sebab menghafal akan merusak otak dan akal siswa, yang terpenting justeru metode memahami bukan menghafal. Maka, kami pun meninggalkan metode hafalan. Namun, alhamdulillah, jika aku mendengar satu pembahasan sekali saja, maka aku sudah mampu menguasainya.

Kawan Anda yang menonjol ketika belajar bersama kepada Syaikh Muhammad ibn Ibrahim dan Syaikh Abdullathif?

Yang belajar kepada dua Syaikh tersebut sangat banyak, dan semuanya menonjol. Diantara mereka adalah:

1. Syaikh Shalih ibn Ali Al-Ghudayan walaupun aku ketemu dengan beliau pada masa akhir belajarnya kemudian beliau lulus, kemudian menjadi hakim, kemudian hakim tamyiz, hingga menjadi anggota Haiah Kibar Ulama, dan beliau meninggal.

2. Syaikh Zaid ibn Fayadh,

3. Syaikh Ibrahim ibn Muhammad ibn Ibrahim Al-Syaikh, mantan menteri keadilan,

4. Syaikh Muhammad Al-Durayi’ mantan Wakil Menteri Dalam Negeri,

5. Syaikh Ali ibn Sulaiman Al-Rumiy, yang menjadi dosen, kemudian menjadi hakim, kemudian hakim tamyiz.

Mereka diantara kawanku yang belajar bersama kepada dua ulama tersebut.

Bagaimana Metode Pembelajaran Syaikh Muhammad ibn Ibrahim Al-Syaikh?

Metodenya adalah setiap siswa menbaca sendiri di hadapan Syaikh dari hafalannya, setelah setiap siswa sudah hafal, barulah Syaikh memberikan penjelasannya.

Kawan-Kawan Anda Ketika Belajar di Ma’had Al-Ilmy?

Kawan-kawan saya ketika belajar di Ma’had Ilmy adalah:

1. Syaikh Ali Al-Dhali’.

2. Syaikh Zaid ibn Fayadh,

3. Syaikh Muhammad Dakhil, keduanya kini sudah wafat.

4. Kemudian Syaikh Ibrahim ibn Muhammad Al-Syaikh,

5. Syaikh Ali Al-Rumiy,

6. Syaikh Abdullah ibn Idris Al-Syair yang sangat terkenal,

7. Syaikh Muhammad Al-Syawiy, juru tulis menteri keadilan,

8. Syaikh Abdullah Al-Ghudayan anggota Lajnah Daimah,

9. Syaikh Abdul Aziz ibn Abdul Mun’im,

10. Syaikh Ibrahim ibn Utsman,

11. Syaikh Saad ibn Ishhaq,

12. Syaikh Ali ibn Sulaiman Al-Rumiy. Semuanya masih hidup hingga kini.

Siapa Dosen-Dosen Anda?

Kami belajar kepada:

1. Syaikh Abdul Aziz ibn Baaz untuk materi Tauhid dan Hadits

2. Syaikh Muhammad Amin Al-Syingkithiy

3. Syaikh Abdurrahman Al-Afriqiy, seorang ulama hadits.

4. Syaikh Abdul Aziz ibn Rasyid untuk meteri Fiqh, dan beliau adalah seorang ulama besar.

5. Syaikh Abdullah Al-Khulaifiy

6. Syaikh Ahmad Al-Jasir untuk materi Al-Insya’ dan Imla.

7. Dan kami belajar kepada ulama mesir dalam materi Nahwu, Balaghah, diantaranya adalah Syaikh Yusuf Umar Husnain, Syaikh Abdullathif Sarhan, dan Syaikh Yusuf Al-Dhabi’.

Dan pada tahun 1374H/1953M , saya masuk Fakultas Syariah. Di sana saya belajar, diantaranya kepada:

1. Syaikh Suud ibn Rusyud, hakim kota Riyadh,

2. Syaikh Ibrahim ibn Sulaiman.

Dan yang paling memberikan pengaruh adalah orang tuaku sebagai guruku, dan mufti Kerajaan Saudi Syaikh Muhammad ibn Ibrahim Al-Syaikh.

Apa Aktivitas Anda setelah Kuliah?

Aku kemudian diangkat menjadi dosen di Ma’had Ilmiy tahun 1376H/1955M, namun hanya setahun, karena aku kemudian menjadi dosen di Fakultas Syariah tahun 1377H (1956M) hingga tahun 1406/1407H (1985/1986M), kemudian aku mengajukan diri untuk pensiun.

Siapa Mahasiswa Anda saat Mengajar di Ma’had Ilmy ataupun Fakultas?

Mahasiswa saya adalah:

1. Mufti Saudi Syaikh saat ini, Syaikh Abdul Aziz ibn Abdullah Al-Syaikh,

2. Prof. Dr. Abdullah ibn Abdul Muhsin Al-Turkiy, mantan menteri urusan keislaman dan rector Univ. Islam Madinah, dan kini menjadi ketua umum Rabithah Alam Islamiy.

3. Syaikh Dr. Abdullah ibn Muhammad ibn Ibrahim Al-Syaikh menteri keadilan,

4. Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan anggota Haiah Kibar Ulama,

5. Syaikh Ghayyib Al-Ghaihab,

6. Syaikh Abdurrahman ibn Shalih Al-Jabr,

7. Syaikh Abdurrahman ibn Sulaiman Al-Jarullah,

8. Syaikh Abdurrahman ibn Abdil Aziz Al-Kulliyah,

9. Syaikh Abdurrahman Al-Ghaits,

10. Syaikh Abdurrahman Al-Ajlan,

11. Syaikh Sulaiman ibn Muhna,

12. Syaikh Abdul Aziz ibn Abdurrahman Al-Said,

13. Syaikh Muhammad ibn Muhwas,

14. Syaikh Dr. Abdullah ibn Ghunaiman,

15. Syaikh Hamd ibn Furyan,

16. Syaikh Ibrahim ibn Daud,

17. Syaikh Shalih ibn Abdullah Al-Darwisy

Saat Anda Mengajar di Fak. Syariah, saat itu apakah anda juga Pernah mengajar Syaikh Shalih Al-Luhaidan dan Syaikh Muhammad ibn Shalih Al-Utsaimin?

Ya, saya mengajar kedua ulama ini, namun hanya pada mata kuliah tambahan. Karena system fakultas menentukan bahwa satu dosen jika berhalangan hadir maka ada dosen piket yang akan menggantikannya. Dan sangat sering aku masuk ruang kuliah dan mengajar dua Syaikh ini.

Siapa murid anda di Qashim?
Syaikh Salman ibn Fahd Al-Oadah dan Syaikh Ali ibn Khudhair Al-Khudhair.

Apakah Anda juga menjadi Tim Penguji Tesis dan Disertasi Doktoral?

Ya, dan yang sudah pernah saya uji, baik untuk tesis maupun desertasi doktoral diantaranya:

1. Dr. Abdullah Al-Sakakir,

2. Dr. Abdullah ibn Shalih Al-Musyaiqih,

3. Dr. Abdullah ibn Sulaiman Al-Jasir,

4. Dr. Shalih ibn Abdurrahman Al-Muhaimid,

5. Dr. Muhammad ibn Abdul Aziz Al-Laahim,

6. Dr. Abdul Aziz ibn Shalih Al-Jau’iy,

7. Dr. Nashir Al-Sa’wiy,

8. Dr. Khalifah Al-Khalifah,

9. Dr. Ibrahim ibn Muhammad Al-Dausariy,

10. Dr. Yusuf Al-Qadhiy,

11. Dan yang lainnya masih banyak lagi.

Aktivitas Lain selain Dosen?

Sama sekali saya tidak pernah ada aktivitas lain kecuali tim urusan haji selama 3 atau 4 tahun saja, dan pada saat yang sama saya juga tetap menjadi dosen.

Mata Kuliah Apa yang Anda Ajarkan di Universitas?

Saya mengajar semua mata kuliah: Tauhid, Fiqh, Waris, Hadits, Ushul, Balaghah, Nahwu, semuanya.

Apakah Anda juga Diminta untuk Menjadi Tim Penguji terhadap Beberapa Syaikh?

Univ. Islam Madinah mengirimkan kepadaku beberapa hasil pekerjaan dari sejumlah Masyaikh dan beberapa doctor agar aku mengevaluasi mereka dan membimbing mereka, diantaranya adalah:

1. Syaikh Muhammad ibn Shalih Al-Utsaimin,

2. Abdul Qadir Syaibah Al-Hamd,

3. Abu Bakar Al-Jazairiy,

4. Muhammad Aman Al-Jamiy Al-Shumaliy, dan

5. Rabi’ ibn Hadiy Al-Madkhaliy.

Saya dengar anda tidak pernah mengambil gaji, benarkah?

Tidak, …. Tidak benar itu. Saat itu gaji saya 1200 Riyal tahun 1377H/1956M, padahal saat itu kawan-kawan saya hanya digaji 1000 Riyal. Akan tetapi Syaikh Abdullathif membantuku karena aku memiliki seorang pembantu khusus untuk membacakan kepadaku kemudian rector pun setuju, hingga ketika proses penetapan gaji, aku ditetapkan dalam daftar urutan ke-4, sedangkan kawan-kawanku dalam urutan kelima. Dan gaji itu terus meningkat hingga gaji terakhirku beberapa saat sebelum pension sebesar 17.250 Riyal, dan aku pension tahun 1406H/1985M. (Gaji terrendah adalah pada urutan 9 dan tertinggi pada urutan 2).

Apakah Anda juga aktif dalam Media Massa?

Aku aktif menulis di Koran kota Qashim yang dikelola oleh Syaikh Shalih ibn Sulaiman Al-Rumiy dan kawan-kawan. Aku menulis Kumpulan bantahan kepada Syaikh Muhammad Khalil Harras untuk topic penjelasan Syarah Aqidah Wasithiyah, sebab dia telah terjerumus ke dalam sejumlah kesalahan aqidah hingga lebih dari 30 kesalahan, bahkan ia terkadang terjerumus dalam kejahilan.

Setelah ia membaca kitab-kitab karya Ibn Taimiyah, ia kemudian pindah kepada madzhab Ahlus Sunnah, bahkan ia sangat terkesan dengan karya-karya ibn Taimiyah. Saking terkesannya hingga ia pernah menyebutnya dengan nama Ibn Taimiyah Al-Salafiy, namun beliau kemudian rujuk dan kembali dan mencabut penggelarannya itu. Tentang kesalahan-kesalahan beliau ini, sudah aku tulis dan dimuat di Koran Qashim, namun Koran tersebut akhirnya berhenti karena satu dan lain hal. Aku pernah meminta agar bisa mengisi materi di radio, namun tidak disetujui.

Bagaimana Keadaan kelimuan di Qashim dan Riyadh waktu itu?

Saat itu, pengajaran dan halaqah ilmu agama sangat sedikit, baik di Riyadh maupun Qashim. Dan di Qashim tidak ada pengajaran kecuali dari 4 Syaikh:

1. Syaikh Abdullah ibn Hamid

2. Syaikh Shalih ibn Ahmad Al-Khuraishiy,

3. Syaikh Muhammad ibn Shalih Al-Muthawi’, dan

4. Syaikh Shalih ibn Ibrahim Al-Balihiy.

Siapa yang Membantu Anda dalam Menyiapkan Materi dan Fatwa?

Yang menyiapkan adalah beberapa putera-puteriku. Yang mereka kerjakan adalah membacakan dan menuliskan. Dan jika aku butuh bantuan orang lain maka mereka pun membantuku.

Kenapa Metode belajar Anda kepada Syaikh Muhammad Amin Al-Syingkithiy adalah secara Privat?

Syaikh Muhammad adalah guruku dan imamku dalam segala hal. Beliau adalah ulama pilihan, sangat wara’ dan sangat zuhud. Beliau menganggapku seperti anaknya sendiri.

Apa Saja Karya Ilmiah Anda?

Aku menulis sejumlah tulisan, diantaranya:

1. Al-Imamah Al-Udhma

2. Al-Barahin Al-Muthadhahir ‘alaa Hatmiyah Al-Iman billah wa Al-Yaum Al-Akhir

3. Al-Qaul Al-Mukhtar fii Hukm Al-Istianah bi Al-Kuffar.

4. Aku dahulu juga pernah bersama-sama dengan Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad dan Syaikh Athiyah Salim dalam menulis kitab Taisir Al-Wushul.

5. Aku juga punya kumpulan fatwa yang berisi lebih dari 100 fatwa. Fatwa-fatwa saya berisi sekitar bantahan dan penjelasan hokum.

Bagaimana Pandangan Anda tentang Bergabungnya Seseorang kepada Kelompok-Kelompok Islam?

Muslimin adalah kelompok yang satu dan partai yang satu, yaitu merekalah yang berada di atas Al-Qur’an dan Sunnah. Akan tetapi dengan kemunculan kelompok-kelompok baru kini yang justeru melemahkan da’wah dan memecah-belah ummat menjadi berkelompok-kelompok dan berpartai-partai. Kelompok-kelompok itu adalah kelompok Jamaah Tabligh, kelompok jamaah salafiyyin yang menggunakan nama salaf secara dusta, kelompok ikhwanul muslimin, dan yang lainnya.

Adapun yang selaras dengan Al-Qur’an dan Sunnah, maka itulah yang benar, sedangkan yang berpecah-belah dan berpartai-partai maka itu adalah kerusakan yang ditimbulkan oleh musuh-musuh Islam. Karena musuh Islam mereka tahu bahwa Islam yang benar akan membahayakan mereka. Oleh karena itu, mereka mengeluarkan segala daya dan upaya untuk memecah-belah muslimin sehingga muslimin tidak bisa kokoh. Maka, perpecahan muslimin inilah yang tidak diperbolehkan karena akan melemahkan ummat. Dan wajib kepada semua untuk berpegang dengan Al-Qur’an dan Sunnah dan bahu-membahu dengan sesame muslim.

Adapun satu kelompok jamaah kemudian mencela sebagian kepada sebagian yang lainnya, maka ini salah, tidak boleh yang demikian ini. Allah berfirman:”Dan bepegangteguhlah kalian dengan tali Allah semuanya, dan janganlah bercerai-berai, dan ingatlah ketika kalian akan nikmat Allah ketika kalian saling bermusuhan lalu Allah lembutkan hati-hati kalian, maka dengan sebab nikmat Allah itulah kalian saling bersahabat.” Allah juga berfirman: Inilah jalanku yang lurus, ikutilah ia dan jangan ikuti jalan-jalan lain karena ia bisa memecah-belah kalian drijalan-Nya. Inilah wasiat yang aku berikan kepada kalian agar kalian bertaqwa.” Maka, persatuan muslimin itulah kekuatan yang utama, dan kemuliaan muslimin itulah sebab datangnya pertolongan Allah.

http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=45&artid=117

Tidak ada komentar:

Posting Komentar