paypermails.com
richgoptr.com
workmails.org

Jumat, 02 Januari 2009

KEAGUNGAN AL-QUR’AN AL-KARIM

Muqaddimah
Segala puji hanya milik Allah, kami memuji, meminta pertolongan, memohon ampun dan
bertaubat kepada-Nya. Kami memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan jiwa -
jiwa kami dan dari keburukan amal perbuatan kami.
Barangsiapa yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada seorangp un yang dapat
menyesatkan jalannya dan barangsiapa yang telah disesatkan -Nya, maka tiada
seorangpun yang mampu memberikan petunjuk kepadanya.
Saya bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada
sekutu bagi-Nya. Dan saya brsaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan tuusan -
Nya.
Semoga shalawat dan salam serta berkah Allah senantiasa tercurah kepada beliau,
keluarga, dan sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti petunjuk mereka
hingga akhir zaman.
Urgensi Pembahasan ini
Sesungguhnya Al Qur’an itu adalah kitab yang tiada keraguan sedikitpun di dalamnya
dan tidak ada kekurangan yang menodai kesempurnaannya. Ini merupakan ruh bagi umat
Islam, yang padanya bertumpu kehidupan, kemuliaan dan keluh uran umat.
Allah berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad :
(QS. Asy-Syuura : 52)
Ayat di atas menerangkan bahwa Al Qur’an Al ‘Adziim merupakan ruh yang menjadi
penentu hidupnya raga, menggerakkan dan menyuburkan hati, demikian pula
pengaruhnya akan memancar dalam realita kehidupan seor ang insan. Umat Islam tanpa
pancaran Al Qur’an adalah umat yang mati, tiada kehidupan padanya, tiada harga dan
nilanya sedikitpun jua.
Dengan diturunkannya Al Qur’an, maka terjadi perubahan yang menggetarkan di atas
permukaan bumi. Dengannya lahir satu kaf ilah umat yang tegak berdiri di atas pondasi
petunjuk dan cahaya. Di bawah sinar petunjuknya jiwa -jiwa mereka menjadi hidup dan
sigap menyambut seruan Allah. Mereka ibarat cahaya yng berjalan di tengah -tengah umat
manusia. Allah berfirman :
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupan dan Kami berikan
kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah -
tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap
gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?.” (QS. Al-An’am : 122)
Terpeliharanya Al Qur’an dalam kehidupan akan mengekalkan pancaran cahayanya yang
benderang di alam semesta, yang tidak akan padam cahayanya, hingga Allah mewariskan
bumi dan apa yang ada di atasnya kepad a ahli Qur’an.
Al Qur’an yang agung merupakan petikan dari petunjuk dan cahaya -Nya. Yang
diturunkan oleh malaikat Jibril dari langit ke bumi kepada pemimpin manusia dan rasul
yang paling mulia, nabi kita Muhammad, kemudian beliau mengajarkannya kepada
manusia seluruhnya. Kemudian tersebar ajaran akhlak dan kepribadiannya di semua
tempat. Dengan demikian, maka terukir lembaran baru sejarah umat manusia yang
memancarkan cahaya yang terang benderang. Dan dari sana lahirlah peradaban modern
yang gemilang.
Ia merupakan kalam (perkataan) Allah, yang apabila dibaca degan suara yang keras,
membuat air laut menjadi bergelombang dan bila dibaca dengan suara yang lembut (suara
lirih), membuat hati dinaungi rasa rindu dengan kampung akherat.
Ketika kita membaca ayat -ayat-Nya yang bericara mengenai balasan yang baik, yang
Allah janjikan, membuat senyum kita selalu mengambang. Dan apabila mengenagn azab -
Nya yang pedih membuat lisan kita bergetar hebat karena rintihan jiwa yang pilu.
Allah berfirman :(Q.S. Al Israa’ : 9 -10)
Al Qur’an yang agung itu merupakan mu’jizat yang kekal dan abadi, yang telah
digariskan oleh Allah yang Maha Mulia dalam ketinggiannya. Ia menjadi saksi yang
hidup, terucap dan tak terbantahkan terhadap kebenaran Rasulullah yang agung.
Allah menantang makhluk ciptaan-Nya, dari bangsa manusia dan jin seluruhnya dengan
Al Qur’an. Maka tidak ada yang dapat memenuhi tantangan ini. Bahkan mereka
mengakui kelemahan, ketidak bedayaan, kekerdilan dan kepandiran mereka. Allah
mengabadikan kekalahan dan ketidaksanggupan mereka dalam menghadapi tantangan -
Nya dalam kitab-Nya yang luhur, sebagaimana firman -Nya :
(QS. Al Israa’ : 88)
Seluruh manusia yang hidup di alam semesta ini, membutuhkan cahaya Al Qur’an, untuk
memelihara kehormatan (harga diri) -nya, yang pada zaman kontemporer ini, sudah
menjadi barang yang paling murah tak berharga, di hadapan manusia. Manusia
membutuhkan petuynjuk Al Qur’an, agar kebenaran dan keadilan bisa menjadi dasar
(prinsip) berinteraksi antar manusia.
Kaum muslimin di zaman ini terama t butuh kepada petunjuk Al Qur’an. Yang demikian
itu karena mereka tidak akan mampu mengatasi permasalahn dan problematika hidup
yang mereka hadapi saat ini, melainkan dengan solusi yang ditawarkan oleh Al Qur’an
yang agung ini. Mereka berpegang teguh kepa danya, menerapkan hukum-hukumnya,
berjihad memerangi musuh-musuhnya, memperbaiki tatanan hidup dunianya dan
menjadikan (Al Qur’an) sebagai pedoman untuk kehidupan akhiratnya.
Sudah merupakan sunnatullah (garis ketetapan -Nya) terhadap hamba-hamba-Nya, bahwa
mengikuti petunjuk Al Qur’an merupakan sebab kesuksesan mereka. Allah berfirman :
(QS. Thaaha : 123-124)
Sesungguhnya mencurahkan segala daya upaya untuk mempelajari Al Qur’an yang mulia
dan menyingkap rahasia-rahasia keagungannya merupakan kewajiban ba gi setiap orang
yang memiliki kesempatan untuk menggali keilmuannya. Agar ia dapat menemukan
mutiara-mutiara keluruhan, keutamaan dan kemuliaannya serta bukti -bukti
kemu’jizatannya.
Terlebih bagi orang yang mengambil spesialisasi ilmu -ilmu Al Qur’an, maka ia bisa
menjadi bahan tesis akademisi. Bagaimana tidak, karena telah menjadi fakta yang tak
dapat dibantah bahwa seluruh umat menjadi mulia lantaran kemuliaan kitab yang
diturunkan kepada mereka, atau karena rasul yang diutus kepada mereka. Maka apa yag
terjadi, jika terhimpun pada umat dua sumber kemuliaan ini. Maka kita wajib mengkaji
rahasia keagungan (Al Qur’an) ini dan wajib bagi kita untuk mengikuti petunjuknya.
Alasan Memilih Judul ini
Sebenarnya yang mengundang saya untuk memilih judul ini cukup b eragam dan banyak
sebabnya, diantaranya:
1. Berkhidmah terhadap kitabullah dan nasihat untuk mengamalkannya, juga guna
membuka tabir rahasia dan sisi -sisi keagungannya. Mengeluarkan mutiara -
mutiaranya, dan juga mengambil istimbat hukum-hukumnya. Mudah-mudahan karena
saya yang sederhana ini bisa melengkapi hazanah pustaka Al Qur’an dan dapat
menjadi referensi di bidang ulumul Qur’an (ilmu -ilmu Al Qur’an).
2. Menguraikan tentang karunia Allah dan nikmat-Nya yang telah dianugerahkan
kepada Nabi Muhammad dan umatnnya, yaitu Dia telah mengistimewakan mereka
dengan Kitab yang palingbaik, dari kita -kitab samawi (diturunkan dari langit).
3. Peringatan bagi kaum muslimin dari kelalaian menuju ma’rifah (pengenalan)
terhadap keagungan Al Qur’an yang mulia. Besar harapa n semoga umat Islam dapat
berpegang teguh dengannya dan bersungguh -sungguh dalam mempelajari,
mengajarkan, membaca, menghafal, menghayati makna dan mengamalkan isinya.
4. Relita melansirkan bahwa judul ini (keagungan Al Qur’an) belum pernah dibahas
secara khusus dan rinci. Mengumpulkan apa yang terserak dan menyatukan apa yang
terpisah dan parsial, dengan tetap mengedepankan sisi ilmiah dan wawasan
intelektual.
5. Sebagian besar umat Islam di dunia dewasa ini, hidupnya jauh dari nilai -nilai
keagungan Al Qur’an yang mulia. Padahal Al Qur’an merupakan kebutuhan yang
paling vital untuk mengentaskan umat dari kesesatan kepada petunjuk.
6. Melihat fenomena para penentang Al Qur’an, yang dengan percaya diri dan bangga
mendakwahkan ajaran kitab-kitab mereka yang telah menyimpang, berupa akidah
yang bathil dan akhlak mereka yang telah bobrok, aturan hidup (norma) yang lalim,
telah menjadi acuan (parameter) kehidupan modern yang bisa diterima. Karena
dipasarkan dengan sarana-sarana informasi yang sangat menarik dan memikat.
7. Meluruskan paham yang keliru dan sempit yang tidak sesuai dengan AL Qur’an dan
keagungannya. Juga keliru dalam memahami ayat, hadits dan atsar pada masalah ini.
Metode Penulisan Tesis
Untuk memudahkan para pembaca yang mulia, maka saya jelaskan metode yang saya
terapkan dalam penulisan tesis ini, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam penulisan tesis ini saya menggunakan metode deduktif dalam pengambilan
bahan yang masuk dalam pembahasan “Keagungan Al Qur’an”, baik dari ayat -ayat
Al-Qur’an, hadits-hadits Nabi maupun perkataan ahli ilmu. Juga saya mengambil
istimbat hukum dari kandungan ayat, hadits dan nash -nash yang berkaitan dengan
teman ini.
2. Mengambil rujukan dari sumber dan referensi dari buku -buku salaf untuk menjaga
keorisinilannya. Juga mengacu pada referensi kontemporer, jika tidak saya temukan
rujuannya dari buku-buku salaf.
3. Menuliskan ayat-ayat Al Qur’an lengkap dengan nama surah dan nomer ayatnya.
4. Mentakhrj hadits dan atsar dengan merujuk kepada buku-buku hadits aslinya, dengan
menyebutkan perkataan (pendapat) ahli hadits tentang derajat haditsnya, jika hadits
tersebut tidak terdapat pada Shahihain (Bukhari dan Muslim) atau salah satu dari
keduanya.
5. Pada catatan kaki saya membedakan istilah “rujukan yang sama” dengan istilah
“rujukan sebelumnya”, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika disebutkan “rujukan yang sama” maksudnya adalah: rujukan sebelumnya
yang terulang kembali secara langsung tanpa dipisahkan oleh yang lain.
b. Jika disebutkan “rujukan sebelumnya” berarti : rujukan se belum terakhir, yang
dipisahkan oleh kalimat yang lain.
Saya tidak mengklaim bahwa tulisan saya yang bertema ‘Keagungan Al Qur’an’ ini
sudah sempurna, karena kekurangan merupakan tabiat yang selalu melekat pada diri
manusia. Dan kesemprunaan itu hanya mili k Allah semata. Sesungguhnya saya hanya
mencurahkan segala daya upaya secara maksimal, agar tulisan ini bisa mendapatkan
tempat yang layak di pustaka ilmu -ilmu Al Qur’an.
Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan dorongan kepada saya untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Juga telah
meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu menyediakan buku -buku rujukan dan
referensi serta saran dan idenya yang sangat bermanfaat.
Semoga Allah membalas jerih payah mereka dengan balasan yang sebaik-baiknya. Tiada
taufik melainkan dari Alah, saya bertawakkal kepada -Nya, dan kepada-Nya pula saya
kembali. Dan segala puji hanya milik Allah, yang dengan nikmat -Nya dapat terwujud
amalan-amalan yang shalih.
Bukti Keagungan Al-Qur’an
1. Pujian Allah terhadap kitab-Nya
Allah memberikan pujian terhadap kitab -Nya yang mulia di banyak ayat. Hal ini
menunjukkan keagungannya sebagaimana Dia sifati Al -Qur’an dengan “Al Adzim”
(yang agung) seperti dalam firman -Nya :
Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang -
ulang dan Al Qur'an yang agung. (Al-Hijr : 87)
Dan juga Allah mensifati Al Qur’an dengan “Al Ihkam” (yang penuh hikmah)
sebagaimana dalam firman-Nya :
Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab ya ng ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta
dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana
lagi Maha Tahu (Huud : 1)
Allah juga menyebutkan bahwa Al Qur’an adalah sebagai “Haimanatuhu ‘alal kutub
as sabiqah” (penguji kebenaran kitab-kitab terdahulu), sebagaimana firman -Nya :
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab -kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu (QS. Al-Maidah : 48)
Kitab Al Qur’an ini sebagai penguji dan pemelihara tujuan diturunkannya kitab -kitab
sebelumnya, sebagai saksi terpercaya atas apa yang datang padanya, menetapkan
yang benar darinya dan membenarkan kekeliruannya.
Juga Dia mensifati Al Qur’an pada induk Al Kitab (Lauh Mahfudz) dengan “Aliyyun
Hakim” (tinggi nilainya dan sarat dengan hikmah), sebagaimana dalam firman -Nya :
“Dan sesungguhnya Al Qur’an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfudz) di sisi Kami
adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.” (QS.
Az-Zukhruf :4)
Ini merupakan kesaksian Allah terhadap ketinggian Al Qur’an dan keluasan
hikmahnya.
Tidak syak lagi bahwa di antara bentuk keagungan Al Qur’an adalah bahwa dia
bersifat “Aliyyun”; tinggi dalam tempat, kedudukan dan nilainya. Ketinggiannya
melebihi semua kitab yang diturunkan sebelumnya. Sebab karena dia sebagai
mu’jizat yang kekal abadi sepanjang masa.
Sedangkan arti “Al Hakim” adalah; teratur dan tersusun rapi, tanpa cacat pada setiap
sisinya. Dia teratur dalam dzatnya, dan pemimpin atas kitab yang lainnya.
Al Qur’an juga sarat dengan hikmah, bila dilihat dari sudut isi perintahnya, larangan
dan berita-berita yang disampaikannya. Tiada hukum di dalamnya yang menyalahi
hikmah keadilan dan kesetaraan.
Diantara bentuk pujian Allah terhadap Al -Qur’an, bahwa Dia mensifatinya di tiga
surat sebagai “Kitab Mubarak” (Kitab yang diberkahi).
2. Keutamaan malaikat yang menurunkan Al -Qur’an
Allah mengangkat derajat malaikat yang telah menurnkan Al Qur’an kepada Rasul
kita Muhammad, yaitu Jibril penyampai wahyu Ilahi. Allah menyebutkan
keutamaannya di banyak tempat dalam Al Qur’an. Di antaranya, firman Allah :
Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Tuhanmu dengan
benar, untuk meneguhkan (hati) orang -orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang -orang yang berserah diri (kepada Allah)".
(An-Nahl : 102)
Ruhl Qudus, pada ayat di atas adalah Jibril. Dan Ruh maksudnya adalah malaikat,
sebagaimana firman-Nya :
maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus
roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia
yang sempurna. (Maryam : 17)
Ruh, yakni malaikat dari malaikat -malaikat Kami (Allah) sedangkan Qudus artinya:
suci, bersih atau murni. Maksudnya adalah malaikat yang disucikan.
Demikian pula firman Allah :
Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar -benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,
dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar
kamu menjadi salah seorang di antara orang -orang yang memberi peringatan, (QS.
Asy-Syu’araa’ : 192-194)
Jibril digelari dengan Ruh, karena beberapa alasan, yaitu :
1. Karena Jibril adalah malaikat yang disucikan, Allah mensifatinya dengan yang
demikian itu sebagia penghormatan untuknya dan untuk menerangkan tentang
ketinggian martabatnya.
2. Karena agama bisa hidup dengannya sebagaimana hidupnya badan lantaran ruh.
Dialah yang diberi kekuasaan untuk menurunkan wahyu kepa da para nabi yang
diutus.
3. Karena dia telah sampai pada puncak pendaki ruhani, demikian pula dengan
seluruh malaikat, hanya saja ruhiyah yang dimilikinya lebih sempurna dari yang
lainnya.
4. Karena terkandung di dalamnya tulang sulbi laki -laki dan rahim perempuan.
Allah menggambarkan malaikat Jibril dengan 5 (lima) sifat dalam firman -Nya :
sesungguhnya Al Qur'an itu benar -benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan
yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan
tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang dita'ati di sana (di alam
malaikat) lagi dipercaya. (QS. At-Takwir : 19-21)
Dari ayat di atas tergambar jelas sifat -sifat Malaikat Jibril, yaitu:
a. Dia adalah malaikat yang mulia
b. Dia memiliki kekuatan
c. Dia memiliki kedudukan ayng tinggi di sisi Rabb semesta alam.
d. Dia dita’ati oleh penghuni langit.
e. Dia bisa dipercaya.
Inilah lima karakter yang menjamin keorisinilan Al Qur’an yang agung. Nabi kita
Muhammad mendengar Al Qur’an langsung dari Jibril dan Jibril menden garnya
langsung dari Rabb semesta alam. Maka bagaimana mungkin anda masih ragu -ragu
dan bimbang dengan keaslian, keluruhan dan kemuliaannya.
Sumber : http://www.wahdah.or.id/wis/index.php?option=com_content&task=view&id=1511&Itemid=201

Tidak ada komentar:

Posting Komentar