Beliau adalah Muhammad Nashiruddin ibn Nuh ibn Najati ibn Adam. Kunyah (baca: kun-yah, -pent))beliau adalah Abu Abdirrahman; beliau lebih masyhur dengan panggilan Al-Albany karena dinisbatkan kepada nama negara Albania, yaitu salah satu negara bagian di semenanjung Balkan.
Kelahiran dan Kewafatan
Beliau lahir di kota Shkodra, Ibukota Albania kala itu, tahun 1333H/ 1914M. Beliau bersama ayahnya pindah ke ke Dimasyq (Suriah). Beliau wafat di Amman, Yordania, hari Sabtu, 22 Jumadal Akhirah 1420H/2 Oktober 1999M. Beliau dimakamkan di pekuburan Jabal Hamlan dengan disaksikan oleh banyak pelayat. Beliau dishalatkan dengan Syaikh Muhammad Ibrahim Syaqrah sebagai imam shalatnya.
Pendidikan dan Guru-Gurunya
Al-Albany tumbuh dan berkembang di Dimasyq, Suriah, dan mulai masa belajarnya dari tingkat dasar. Kemudian, oleh orang tuanya, beliau diajarkan pelajaran Al-Qur'an dan Fiqh madzhab hanafi. Beliau juga belajar kepada Syaikh Said Al-Burhany. Beliau datang kepada Syaikh Muhammad Raghib Al-Thabakh dengan membawa paper berjudul Al-Anwar Al-Jaliyah fii Mukhtashar Al-Atsbat Al-Halabiyah dan kemudian Syaikh memberikan Ijazah kepada Al-Albany dalam bidang ilmu hadits.
Syaikh Al-Albany sangat senang dengan bidang ilmu hadits ini, hingga beliau pun belajar otodidak, saat itu usia beliau baru berumur 20 tahun, karena termotivasi dengan berbagai kajian pembahasan yang ada di Majalah Al-Manar yang dikelola oleh Syaikh Muhammad Rasyid Ridha. Hal ini beliau geluti hingga beliau akhirnya termasuk orang yang berhak menyandang tampuk estafet ahlul hadits di zamannya.
Murid-Muridnya
Banyak orang yang telah mendengarkan kajian kepada beliau. Namun, orang-orang yang benar-benar belajar kepada beliau langsung, saat di Dimasyq, Suriah, sangat sedikit hingga bisa dihitung dengan jari satu tangan. Diantaranya adalah:
1. Syaikh Muhammad Ied Al-Abbasiy
2. Syaikh Ali Al-Khasysyan
Banyak juga yang belajar kepada beliau saat beliau mengajar di Univ. Islam Madinah, KSA. Adapun saat beliau pindah dan tinggal di Amman, Yordania, maka Syaikh Al-Albany pernah diminta oleh Syaikh Muhammad Ibrahim Syaqrah agar menyempatkan satu waktu agar para penuntut ilmu bisa mulazamah satu atau beberapa kitab dalam ilmu hadits kepada beliau. Namun, Syaikh Al-Albany menjawab: Tidak ada yang tersisa dari sebuah pohon kecuali batangnya, dan saya tidak punya waktu lagi selain fokus perhatianku untuk kegiatan-kegiatan ilmiahku (maksudnya memilah hadits antara yang shahih dan yang dhaif --pent).
Dengan kegigihan usaha beliau, akhirnya siapapun orangnya dari penjuru dunia ini bisa tercukupkan dengan mengambil hasil karya beliau dalam masalah hadits ini. Sebab sarana teknologi di hari ini ada dalam bentuk rekam kaset, copy, e-book, dan lain-lain. Hasil karya beliau ini bisa dipelajari dari berbagai sarana ini, walaupun tidak tergolong ke dalam hadir, mendengarkan, dan mendulang ilmu secara langsung dari beliau. Maka, siapa saja dari kalangan penduduk Yordania yang mengaku mengambil ilmu dari Beliau secara langsung atau mengaku mendapatkan ijazah dari Beliau bahwa dirinya adalah murid Syaikh Al-Albany, maka pengakuan tersebut adalah dusta.
Ali Hasan Al-Halaby menyatakan dalam buku sakunya yang berjudul: Ma'a Syaikhina Nashirus Sunnah wa'd diin fii Syuhur Hayatihi Al-Akhirah, menyatakan: Walaupun Syaikh Al-Albany telah wafat dan dikuburkan, dan saat itu aku jauh daripadanya (sedang di Saudi Arabia -pent), namun akulah orang yang terakhir kali bercakap-cakap dengannya, mendoakannya, menyalaminya, dan bersua dengannya. Pengakuan ini perlu ditinjau ulang, sebab menurut Abdullathif (putra Syaikh Al-Albany) bahwa yang terakhir kali berbicara dengan Syaikh Al-Albany, selain keluarga dan kerabatnya, adalah seseorang dari Bahrain.
Istri dan Anak-Anaknya
Beliau memiliki empat orang istri:
1. Dari istri pertama, beliau memiliki anak Abdurrahman, Abdullathif, dan Abdurrazzaq
2. Dari istri kedua, beliau memiliki anak Abdul Mushawwir, Abdul Muhaimin, Muhammad, Abdul A'laa, Anisah, Asiah, Salamah, Hissanah, dan Sakinah.
3. Dari istri ketiga, beliau memiliki putri Hibatullah.
4. Dari istri keempat, beliau tidak memiliki seorang putra pun, istri beliau ini sering dipanggil Ummul Fadhl, dan beliaulah yang hidup bersama Syaikh hingga Syaikh Al-Albany wafat.
Hasil Karya Al-Albany
Beliau memiliki lebih dari 40 kitab, baik tahqiq maupun tulisan sendiri, diantaranya:
- Silsilah Al-Ahadits Al-Shahihah
- Silsilah Al-Ahadits Al-Dhaifah
- Silsilah Al-Ahadits Al-Shahihah (Mukhtasharah)
- Silsilah Al-Ahadits Al-Dhaifah (Mukhtasharah)
- Irwa'ul Ghalil fii Takhrij Ahadits Manaris Sabil
- Shahih Al-Targhib wa Al-Tarhib
- Dhaif Al-Targhib wa Al-Tarhib
- Dlilal Al-Jannah fii Takhrij Ahadits Al-Sunnah
- Ahkam Al-Janaiz
- Talkhish Ahkam Al-Janaiz
- Ishlah Al-Masajid
- Iqtidha Al-Ilmi Al-Amal
- Al-Ajwibah Al-nafiah
- Al-Ayat Al-Bayyinat
- Al-Iman libni Taimiyah
- Al-Iman libni Sallam
- Al-Tsamar Al-Mustathab
- Al-Hadits Hujah binafsih
- Al-Radd Al-Mufkhim alaa man khalafal Ulama wa Tasyaddud wa Taashub
- Takhrih Musykilatil Fiqr
- Hijab Al-Mar’ah Al-Muslimah
- Difa’ ‘an Al-Hadits Al-Nabawy
- Riyadhus Shalihin (Tahqiq)
- Fadhlus Shalah ‘alaa Al-Nabi
- Qiyam Al-Ramadhan
- Manasik Al-Haj wa Al-Umrah
- Fiqh Al-Waqi’
- Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud
- Shahih wa Dhaif Sunan Tirmidzi
- Shahih wa Dhaif Sunan Al-Nasaa’i
- Shahih wa Dhaif Sunan Ibn Majah
- Shahih wa Dhaif Al-Jami’ Al-Shaghir
- Taraju’aat Al-Albany fii Al-Tashhih wa Al-Tadh’if
- Adaa ma wajaba min Bayani Wadh’I Al-Wadha’in fii Rajab
- Izalah Al-Dahsy wa Alwah ‘an Al-Mutahayyir fii Shihat Hadits Maa Zamzam
- Al-Isra’ wa Al-Mi’raj
- Al-Ihtijaj bi Al-Qadr
- Al-Jami Al-Shaghir wa Ziyadatuh
- Al-Kalim Al-Thayyib (Tahqiq)
- Bidayah Al-Saul fii Tafdhil Al-Rasul (Tahqiq)
- Tahrim Alat Al-Tharb
- Aqidah Thahawiyah, Takhrij wa Ta’liq
- Shifatus Shalatin Nabiy (Talkhish)
- Misykah Al-Mashabih
- Tahdzirus Sajid min Ittikhadzil Qubural Masajid
- At-Tawassul wa Anwauhu
- Shahihut Targhib
- Dhaifut Targhib
- Dzilalul Jannah fii Takhrijis Sunnah
- Shifatus Shalatin Nabiy
- Tamamul Minnah bi Takhrij Fiqhis Sunnah
- Manzilatus Sunnah fii Al-Islam
- Mukhtashar Al-Syamail Al-Muhammadiyah
- Mukhtashar Al-Uluw li Al-Aliy Al-Ghaffar
- Musajalah Al-Ilmiah Haula Shalat Al-Raghaib Al-Mubtadaah
- Nashbul Majaniq li Nisfi Qishatil Gharaniq
- Masyruiyatul Qabdh fii Al-Qiyam alladzi qabla Al-Ruku’ dunalladzi Ba’dah
- Kalimatul Ikhlash wa Tahqiq Ma’naha
- Kitab Al-Ilmi li Abi Khaitsamah Zuhair ibn Harb Al-Nasaa’i
- Kaifa Yajib An Nufasiral Qur’an
- Qishatul Masih Al-Dajjal wa Nuzul Isa Alaihis Salam
- Ghayatul Maram fii Takhrij Ahadits Al-Halal wa Al-Haram
- Fitnah Al-Takfir (Al-Albany-Ibn Baaz-Ibn Utsaimin)
- Fadhail Al-Syam wa Dimasq
- Fiqh Al-Sirah (Takhrij)
- Hukmu Tarikis Shalah
- Raf’ul Astar li Ibthal Adillatil Qa’ilin bi Fana’in Nar
- Shalat Al-Tarawih
- Shalat Al-Iedain fii Al-Mushalla hiya Al-Sunnah
- Shahih Al-Sirah Al-Nabawiyah
- Adabuz Zifaf
Syaikh Al-Albany sangat dikenal sebagai orang yang mudah untuk kembali kepada kebenaran jika salah atau keliru. Berapa banyak hadits yang beliau sudah nyatakan shahih dan tersebar luas di penjuru dunia, namun tatkala beliau ketahui bahwa itu dhaif, maka beliau segera kembali kepada kebenaran dan mencabut kesalahannya. Misalnya adalah hadits tentang masuk ke dalam rumah yang berbunyi: Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan ketika masuk dan keluar. Hadits ini pernah beliau shahihkan, namun kemudian beliau mencabut penshahihan tersebut.
http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=45&artid=125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar