paypermails.com
richgoptr.com
workmails.org

Jumat, 02 Januari 2009

TAFSIR AL FATIHAH AYAT 4

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

"Penguasa hari pembalasan"

(Al Fatihah : 4)


Mengapa Hanya 'Hari Pembalasan' ?
Mungkin ada yang bertanya mengapa dalam ayat ini hanya dinyatakan bahwa Allah Azza wa Jalla itu adalah Penguasa hari pembalasan ? Mengapa tidak disebutkan atau dinyatakan bahwa Allah juga menguasai yang lain bahkan semua makhluq baik di hari pembalasan maupun di hari-hari yang lain ? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penyebutan hari pembalasan secara khusus bukanlah berarti menafikan kekuasaan Allah pada hari-hari yang lain, akan tetapi secara khusus dalam ayat ini kekuasaan Allah terhadap hari pembalasan disebutkan sebab pada hari itu benar-benar tidak ada yang dapat mengaku-ngaku mempunyai kekuasaan sekecil apapun. Bahkan pada hari itu, tidak ada seorangpun yang berbicara kecuali dengan idzin Allah Ta'ala. Seperti yang digambarkan dalam ayat berikut :

يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا

"Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar." (An Naba' : 38)

2. Dalam ayat ini, kekuasaan mutlak Allah dikhususkan pada hari pembalasan karena pada dua ayat sebelumnya telah ditegaskan kekuasaan Allah yang mencakup seluruh alam semesta ;
Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Dan ini tentu saja mencakup kekuasaan Allah terhadap dunia dan akhirat.

Makna 'Yaum Ad Din'
Kata Ad Din secara bahasa mempunyai arti perhitungan dan pembalasan. Itulah sebabnya dalam salah satu haditsnya Rasulullah mengatakan :

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَ عَمِلَ ِلماَ بَعْدَ الْمَوْتِ

"Orang yang beruntung itu adalah orang yang menghitung dirinya dan beramal (shaleh untuk mempersiapkan ) kehidupan sesudah mati." (HR. Ibn Majah). Ibn 'Abbas -radhiallahu 'anhu- menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Yaum Ad Din itu adalah hari perhitungan (hisab) terhadap seluruh makhluq. Yaitu hari kiamat di mana setiap orang akan mendapatkan balasan yang impas dan sesuai dengan amalannya. Jika amalannya baik maka balasannya tentu saja akan baik. Namun jika amalannya tidak sesuai dengan Syari'at Allah maka balasannya pun akan setimpal. Kecuali bagi mereka yang diampunkan oleh Allah Azza wa Jalla.

Penguasa Yang Hakiki Hanyalah Allah Azza wa Jalla
Salah satu pelajaran terpenting dari ayat ini adalah bahwa pada hari kiamat nanti akan terbuktilah siapa sesungguh Sang Penguasa yang hakiki itu. Para raja dan penguasa yang sombong dan merasa seolah-olah tidak ada yang mengalahkan kekuasaannya, pada hari itu bahkan berbicarapun ia tidak bisa melakukanya. Itulah sebabnya Rasulullah saw mengatakan: "(Pada hari akhir itu) Allah akan menggenggam bumi dan menggulung langit dengan Tangan KananNya, lalu Ia berkata : "Akulah Sang Penguasa. Ke mana itu para penguasa/ raja-raja di bumi ? Ke mana itu orang-orang yang berkuasa ? Ke mana itu orang-orang yang angkuh?" (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah sebabnya, hanya kepada Allah jualah keadilan yang hakiki itu dapat diperoleh. Sebab Dialah satu-satunya Penguasa Yang Maha Adil.
Wallahu a'lam.

Sumber : http://www.wahdah.or.id/wis/index.php?option=com_content&task=view&id=62&Itemid=191

Tidak ada komentar:

Posting Komentar